Ratumanan (2002:72) mengatakan bahwa; “Motivasi adalah sebagai dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku”.
Motivasi belajar adalah “Keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.
Komponen motif
- Kebutuhan, kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidak seimbangan antara apa yang dimiliki dari apa yang ia harapkan;
- Dorongan, merupakan kegiatan mental untuk melakukan suatu.; dan
- Tujuan, adalah hal yang ingin dicapai oleh individu. Seseorang yang mempunyai tujuan tertentu dalam melakukan suatu pekerjaan, maka ia akan melakukan pekerjaan tersebut dengan penuh semangat.
Jenis-jenis motivasi
Fungsi motivasi
- Motivasi ini berfungsi sebagai penggerak atau pendorong yang memberikan energi kepada seseorang untuk melakukan sesuatu;
- Motivasi itu mengarahkan perbuatan ke arah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita, motivasi mencegah penyelewengan dari jalan untuk mencapai tujuan itu, sehingga makin jelas tujuan itu, makin jelas pula jalan yang harus ditempuh; dan
- Motivasi itu menyeleksi perbuatan kita, artinya menentukan perbuatan mana yang dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan mengenyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat.
Teori motivasi
Hedonisme adalah bahasa Yunani yang berarti kesukaan, kesenangan, atau kenikmatan. Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat yan memandang tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan yang bersifat duniawi. Implikasi dari teori ini adalah adannya anggapan, bahwa semua orang cenderung menghindari hal-hal yang menyulitkan dan lebih menyukai perbuatan yang mendatangkan kesenangan. Jadi menurut teori ini agar siswa tidak malas belajar harus di motivasi dengan cara memenuhi kesenagaannya.
2. Teori naluri
Naluri adalah semacam dorongan alamiah dari dalam diri manusia untuk memikirkan serta menyatakan suatu tindakan. Setiap makluk hidup memiliki dorongan ini, yang dapat diekspresikan secara spontan sebagai tanggapannya kepada stimulus yang muncul dari dalam diri atau dari luar dirinya. Tanggapan ini bisa diekspresikan secara positip tetapi juga bisa secara negatip, tergantung pada jenis stimulus yang mendatanginya.
Naluri adalah semacam dorongan alamiah dari dalam diri manusia untuk memikirkan serta menyatakan suatu tindakan. Setiap makluk hidup memiliki dorongan ini, yang dapat diekspresikan secara spontan sebagai tanggapannya kepada stimulus yang muncul dari dalam diri atau dari luar dirinya. Tanggapan ini bisa diekspresikan secara positip tetapi juga bisa secara negatip, tergantung pada jenis stimulus yang mendatanginya.
3. Teori reaksi hasil belajar
Menurut Gagne (dalam Sumarno, 2011) hasil belajar merupakan kemampuan internal (kapabilitas) yang meliputi pengetahuan, ketermpilan dan sikap yang telah menjadi milik pribadi sesorang dan memungkinkan seseorang melakukan sesuatu.
Jenkins dan Unwin (Uno, 2011: 17) mengatakan bahwa hasil belajar adalah pernyataan yang menunjukkan tentang apa yang mungkin dikerjakan siswa sebagai hasil dari kegiatan belajarnya. Jadi hasil belajar merupakan pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh siswa dalam bentuk kemampuan-kemampuan tertentu.
Winkel (dalam Anneahira, 2011) menjelaskan definisi hasil belajar secara umum, bahwa hasil belajar merupakan salah satu bukti yang menunjukkan kemampuan atau keberhasilan seseorang yang melakukan proses belajar sesuai dengan bobot atau nilai yang diperolehnya.
Briggs (dalam Taruh, 2003: 17) mengatakan bahwa hasil belajar adalah seluruh kecakapan dan hasil yang dicapai melalui proses belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka-angka atau nilai-nilai berdasarkan tes hasil belajar.
Rasyid (2008: 9) berpendapat bahwa jika di tinjau dari segi proses pengukurannya, kemampuan seseorang dapat dinyatakan dengan angka. Dengan demikian, hasil belajar siswa dapat diperoleh guru dengan terlebih dahulu memberikan seperangkat tes kepada siswa untuk menjawabnya. Hasil tes belajar siswa tersebut akan memberikan gambaran informasi tentang kemampuan dan penguasaan kompetensi siswa pada suatu materi pelajaran yang kemudian dikonversi dalam bentuk angka-angka.
Dick dan Reiser (dalam Sumarno, 2011) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan-kemmpuan yang dimiliki siswa sebagai hasil kegiatan pembelajaran, yang terdiri atas empat jenis, yaitu: (1) pengetahun, (2) keterampilan intelektual, (3) ketermpilan motor, dan (4) sikap.
Bloom dan Kratwohl (dalam Usman, 1994: 29) bahwa hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang secara umum dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Bloom (dalam Usman, 1994: 29) membagi ranah kognitif menjadi enam bagian, yaitu (1) Pengetahuan, yang mengacu pada kemampuan mengenal atau mengingat materi yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori-teori yang sulit, (2) pemahaman, yang mengacu pada kemampuan memahami makna materi, (3) penerapan, yang mengacu pada kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut penggunaan aturan atau prinsip, (4) analisis, yang mengacu pada kemampuan menguraikan materi ke dalam komponen-komponennya, (5) sintesis, yang mengacu pada kemampuan memadukan konsep atau komponen-komponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru, dan (6) evaluasi, yang mengacu pada kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu.
Jenkins dan Unwin (Uno, 2011: 17) mengatakan bahwa hasil belajar adalah pernyataan yang menunjukkan tentang apa yang mungkin dikerjakan siswa sebagai hasil dari kegiatan belajarnya. Jadi hasil belajar merupakan pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh siswa dalam bentuk kemampuan-kemampuan tertentu.
Winkel (dalam Anneahira, 2011) menjelaskan definisi hasil belajar secara umum, bahwa hasil belajar merupakan salah satu bukti yang menunjukkan kemampuan atau keberhasilan seseorang yang melakukan proses belajar sesuai dengan bobot atau nilai yang diperolehnya.
Briggs (dalam Taruh, 2003: 17) mengatakan bahwa hasil belajar adalah seluruh kecakapan dan hasil yang dicapai melalui proses belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka-angka atau nilai-nilai berdasarkan tes hasil belajar.
Rasyid (2008: 9) berpendapat bahwa jika di tinjau dari segi proses pengukurannya, kemampuan seseorang dapat dinyatakan dengan angka. Dengan demikian, hasil belajar siswa dapat diperoleh guru dengan terlebih dahulu memberikan seperangkat tes kepada siswa untuk menjawabnya. Hasil tes belajar siswa tersebut akan memberikan gambaran informasi tentang kemampuan dan penguasaan kompetensi siswa pada suatu materi pelajaran yang kemudian dikonversi dalam bentuk angka-angka.
Dick dan Reiser (dalam Sumarno, 2011) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan-kemmpuan yang dimiliki siswa sebagai hasil kegiatan pembelajaran, yang terdiri atas empat jenis, yaitu: (1) pengetahun, (2) keterampilan intelektual, (3) ketermpilan motor, dan (4) sikap.
Bloom dan Kratwohl (dalam Usman, 1994: 29) bahwa hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang secara umum dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Bloom (dalam Usman, 1994: 29) membagi ranah kognitif menjadi enam bagian, yaitu (1) Pengetahuan, yang mengacu pada kemampuan mengenal atau mengingat materi yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori-teori yang sulit, (2) pemahaman, yang mengacu pada kemampuan memahami makna materi, (3) penerapan, yang mengacu pada kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut penggunaan aturan atau prinsip, (4) analisis, yang mengacu pada kemampuan menguraikan materi ke dalam komponen-komponennya, (5) sintesis, yang mengacu pada kemampuan memadukan konsep atau komponen-komponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru, dan (6) evaluasi, yang mengacu pada kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu.
4. Teori pendorong
Setiap individu memiliki kecenderungan atau dorongan mewujudkan potensinya, mewujudkan dirinya, dorongan berkembang menjadi matang. Dorongan mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitasnya. Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreatifitas ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya (Rogers dan Vernon, 1982).
Kondisi Ekstrinsik Yang Mendorong Perilaku Kreatif
Kreatifitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi
harus dimungkinkan untuk tumbuh, bibit unggul memerlukan kondisi yang memupuk
dan memungkinkan bibit itu mengembangkan sendiri potensinya.
Setiap individu memiliki kecenderungan atau dorongan mewujudkan potensinya, mewujudkan dirinya, dorongan berkembang menjadi matang. Dorongan mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitasnya. Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreatifitas ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya (Rogers dan Vernon, 1982).
5. Teori kebutuhan herzberg, maslow
Secara singkat, Maslow berpendapat bahwa kebutuhan manusia sebagai pendorong (motivator) membentuk suatu herarki atau jenjang peringkat , antara lain sebagai berikut:
- Kebutuhan psikologi (physiological needs) yaitu kebutuhan yang bersifat primer dan vital, menyangkut fungsi-fungsi biologis, seperti kebutuhan akan pangan, sandang dan papan, kesehatan, kebutuhan seks.
- Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety and security). Seperti perlindungan dari bahya dan ancaman, penyakit, perang, kelaparan, da perilaku tidak adil. Kebutuhan dasar (fisiologi, rasa aman dan perlindungan harus lebih dahulu di penuhi sebelum beranjak pemenuhan kebutuhan selanjutnya.)
- Kebutuhan cinta dan milik memiliki (belonging ness and love needs). Cinta di sini berarti rasa sayang dan rasa terkait (to belong), rasa saling menyayangi dan rasa diri terkait antara orang yang satu dan lainnya, lebih-lebih dalam keluarga sendiri adalah penting bagi seseorang. Di luar keluarga, misalnya teman bekerja, teman sekelas, dan lain-lain, seseorang ingin agar dirinya disetujui dan diterima.
- Kebutuhan penghargaan (esteem needs)Pemenuhan kebutuhan penghargaan menjurus pasda kepercayaan terhadap diri sendiri dan perasaan diri berharga. Maslow membagi kebutuhan penghargaan ini dalam dua jenis: Pertama, penghargaan yang didasarkan pada respek terhadap kemampuan, kemandirina dan perwujudan kita sendiri. Kedua, penghargaan yang didasarkan atas penilaian orang lain Penghargaan yang terahir ini dapat dilihat dengan baik dalam usaha untuk mengapresiasikan diri dan mempertahankan status.
- Kebutuhan mengetahui dan mengerti (need to know and understand) ini merupakan kebutuhan manusia untuk, memuaskan cara ingin tahunnya, untuk mendapatkan, pengetahuan, untuk mendapatkan keterangan-keterangan dan untuk mengerti sesuatu.
- Kebutuhan estetik (aesthetic needs) ini adalah kebutuhan perlunya perasaan ini dinilai dari indah dan jeleknya, sehingga manusia menginginkan hal yang termasuk inahnya dalam kehidupan .
- Kebutuhan aktualisasi diri (self- actualization needs). Aktualisasi diri adalah motivasi untuk mengembangkan potensi diri secara penuh sebagai manusia. Menurut Maslow "Self-Actualization, Which he defines as" the desire to become everything that one is capable of becoming" aktialisasi diri dimungkinkan hanya setelah kebutuhan yang lebih rendah telah terpenuhi.
PR: Pengertian 5 teori motivasi dan pengaruhnya pada kegiatan belajar! (di tulis tangan)
rujukan : materi kuliah pak asrukin, santrikuliah,Teori Hasil Belajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar